Kuwait Mengail Rezeki

KOMPAS Selasa, 18 Maret 2003

Kuwait Mengail Rezeki

Agen-agen telepon genggam, perusahaan asuransi, dan transportasi memimpikan meraih peluang emas di Irak pasca-Saddam. Sejumlah pengusaha Kuwait ada yang mulai memburu dinar Irak, untuk ditukar kembali setelah mata uang dinar Irak normal kembali pascaperang. Sebelum invasi Irak ke Kuwait tahun 1990, 1 dinar Irak sama dengan 3,2 dollar AS. Namun, setelah invasi mata uang dinar Irak anjlok secara fantastis, yakni 1 dollar AS sama dengan 3.000 dinar Irak. Para spekulan uang kini mulai memburu mata uang dinar Irak di beberapa negara tetangga Irak semacam Jordania, Kuwait, Iran, dan Turki, dengan harapan mata uang Irak tersebut segera menguat lagi pascaperang kelak.

Banyak pengusaha muda Kuwait dilaporkan mendepositokan mata uang dinar Irak pada bank-bank Jordania di Amman. Mereka memimpikan meraup keuntungan besar jika nilai dinar Irak kembali kuat pascaperang nanti. Kota Dubai di Uni Emirat Arab juga dilaporkan menjadi tempat pemburuan mata uang dinar Irak yang konon banyak disimpan di kota tersebut sejak invasi Irak ke Kuwait tahun 1990.

Para pengusaha Kuwait yakin, jika Saddam tumbang, maka kedua negara, Irak dan Kuwait, bisa langsung menjalin kerja sama ekonomi yang erat, yakni Irak bisa mengekspor air ke Kuwait, dan pelabuhan-pelabuhan besar Kuwait dapat dijadikan tempat transit bagi impor Irak dari luar negeri.

Para praktisi bisnis Kuwait hari Minggu (9/3) lalu menggelar seminar tentang peran Kuwait sebagai tempat transit pasca-Saddam. Dalam seminar tersebut, Ketua Komite Keuangan dan Investasi Kuwait Faisal Al Mutawa menyerukan, Pemerintah Kuwait segera memperluas dan meningkatkan kapasitas pelabuhan-pelabuhan di negara itu agar lebih memadai menjadi tempat transit barang impor Irak dari luar negeri pasca-era Saddam nanti.

Menurut Al Mutawa, jika Kuwait gagal menjadi tempat fasilitas barang impor Irak kelak, maka peran tersebut akan diambil oleh negara lain di kawasan ini. Wakil Kepala Bank Nasional Kuwait Issam Al Saqr dalam seminar itu mengungkapkan, bank-bank Kuwait bisa memainkan peran dalam mendukung dana sektor swasta untuk masuk pasar Irak nanti. Menurut dia, bank-bank Kuwait kini memiliki aset dana sebanyak 5 milyar dinar (15 milyar dollar AS) dan menyuplai dana untuk impor hanya sekitar 100 juta-170 juta dinar (300 juta-510 juta dollar AS) per bulan. "Ini berarti bank-bank Kuwait masih punya cadangan dana yang kuat untuk impor pascaperang nanti," katanya.

Kuwait berpenduduk sekitar 2,1 juta jiwa, dan Irak berpenduduk sebanyak 26 juta jiwa dengan basis ekonomi minyak, bisa menjadi mitra guna memperkuat industri kedua negara tersebut, dan pada gilirannya bisa berperan besar dalam ekonomi regional. "Jika stabilitas dan keamanan terwujud di Irak, maka akan merupakan keuntungan tidak hanya bagi Kuwait, tetapi semua kawasan Teluk," kata Al Saqr.(MTH)